Sabtu, 18 September 2010

Makalah Pendidikan AIDS


BAB I PENDAHULUAN



A.  Latar Belakang
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya seperti SIV, FIV dan an Lain-Lain.Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.

BAB II  GEJALA DAN KOMPLIKASI



A.  Gejala-Gejala Utama AIDS.

Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS. HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma. Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan. Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.
  1. Penyakit Syaraf dan Kejiwaan Utama
Infeksi HIV dapat menimbulkan beragam kelainan tingkah laku karena gangguan pada syaraf (neuropsychiatric sequelae), yang disebabkan oleh infeksi organisma atas sistem syaraf yang telah menjadi rentan, atau sebagai akibat langsung dari penyakit itu sendiri.
2.   Kanker dan Tumor Ganas (malignan)
Pasien dengan infeksi HIV pada dasarnya memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya beberapa kanker. Hal ini karena infeksi oleh virus DNA penyebab mutasi genetik; yaitu terutama virus Epstein-Barr (EBV), virus herpes Sarkoma Kaposi (KSHV), dan virus papiloma manusia (HPV).[21][22]
Sarkoma Kaposi adalah tumor yang paling umum menyerang pasien yang terinfeksi HIV. Kemunculan tumor ini pada sejumlah pemuda homoseksual tahun 1981 adalah salah satu pertanda pertama wabah AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari subfamili gammaherpesvirinae, yaitu virus herpes manusia-8 yang juga disebut virus herpes Sarkoma Kaposi (KSHV). Penyakit ini sering muncul di kulit dalam bentuk bintik keungu-unguan, tetapi dapat menyerang organ lain, terutama mulut, saluran pencernaan, dan paru-paru.

3.   Infeksi Oportunistik Lainnya

Pasien AIDS biasanya menderita infeksi oportunistik dengan gejala tidak spesifik, terutama demam ringan dan kehilangan berat badan. Infeksi oportunistik ini termasuk infeksi Mycobacterium avium-intracellulare dan virus sitomegalo. Virus sitomegalo dapat menyebabkan gangguan radang pada usus besar (kolitis) seperti yang dijelaskan di atas, dan gangguan radang pada retina mata (retinitis sitomegalovirus), yang dapat menyebabkan kebutaan. Infeksi yang disebabkan oleh jamur Penicillium marneffei, atau disebut Penisiliosis, kini adalah infeksi oportunistik ketiga yang paling umum (setelah tuberkulosis dan kriptokokosis) pada orang yang positif HIV di daerah endemik Asia Tenggara.

B.  Penyebab

1.   Penularan seksual

Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar daripada risiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak berisiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif. Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV. Penyakit menular seksual meningkatkan risiko penularan HIV karena dapat menyebabkan gangguan pertahanan jaringan epitel normal akibat adanya borok alat kelamin, dan juga karena adanya penumpukan sel yang terinfeksi HIV (limfosit dan makrofag) pada semen dan sekresi vaginal. Penelitian epidemiologis dari Afrika Sub-Sahara, Eropa, dan Amerika Utara menunjukkan bahwa terdapat sekitar empat kali lebih besar risiko terinfeksi AIDS akibat adanya borok alat kelamin seperti yang disebabkan oleh sifilis dan/atau chancroid. Resiko tersebut juga meningkat secara nyata, walaupun lebih kecil, oleh adanya penyakit menular seksual seperti kencing nanah, infeksi chlamydia, dan trikomoniasis yang menyebabkan pengumpulan lokal limfosit dan makrofag.

 

2.   Kontaminasi Patogen Melalui Darah

Jalur penularan ini terutama berhubungan dengan pengguna obat suntik, penderita hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk darah. Berbagi dan menggunakan kembali jarum suntik (syringe) yang mengandung darah yang terkontaminasi oleh organisme biologis penyebab penyakit (patogen), tidak hanya merupakan risiko utama atas infeksi HIV, tetapi juga hepatitis B dan hepatitis C. Berbagi penggunaan jarum suntik merupakan penyebab sepertiga dari semua infeksi baru HIV dan 50% infeksi hepatitis C di Amerika Utara, Republik Rakyat Cina, dan Eropa Timur. Resiko terinfeksi dengan HIV dari satu tusukan dengan jarum yang digunakan orang yang terinfeksi HIV diduga sekitar 1 banding 150. Post-exposure prophylaxis dengan obat anti-HIV dapat lebih jauh mengurangi risiko itu.[40] Pekerja fasilitas kesehatan (perawat, pekerja laboratorium, dokter, dan lain-lain) juga dikhawatirkan walaupun lebih jarang. Jalur penularan ini dapat juga terjadi pada orang yang memberi dan menerima rajah dan tindik tubuh. Kewaspadaan universal sering kali tidak dipatuhi baik di Afrika Sub Sahara maupun Asia karena sedikitnya sumber daya dan pelatihan yang tidak mencukupi. WHO memperkirakan 2,5% dari semua infeksi HIV di Afrika Sub Sahara ditransmisikan melalui suntikan pada fasilitas kesehatan yang tidak aman.

3.   Penularan masa perinatal

Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim (in utero) selama masa perinatal, yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan. Bila tidak ditangani, tingkat penularan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan adalah sebesar 25%. Namun demikian, jika sang ibu memiliki akses terhadap terapi antiretrovirus dan melahirkan dengan cara bedah caesar, tingkat penularannya hanya sebesar 1%. Sejumlah faktor dapat memengaruhi risiko infeksi, terutama beban virus pada ibu saat persalinan (semakin tinggi beban virus, semakin tinggi risikonya). Menyusui meningkatkan risiko penularan sebesar 4%.




BAB III PENCEGAHAN DAN PENANGANAN AIDS

 

A.  Pencegahan

A.  Hubungan Seksual

Mayoritas infeksi HIV berasal dari hubungan seksual tanpa pelindung antarindividu yang salah satunya terkena HIV. Hubungan heteroseksual adalah modus utama infeksi HIV di dunia. Selama hubungan seksual, hanya kondom pria atau kondom wanita yang dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi HIV dan penyakit seksual lainnya serta kemungkinan hamil. Bukti terbaik saat ini menunjukan bahwa penggunaan kondom yang lazim mengurangi risiko penularan HIV sampai kira-kira 80% dalam jangka panjang, walaupun manfaat ini lebih besar jika kondom digunakan dengan benar dalam setiap kesempatan.

B.  Kontaminasi cairan tubuh terinfeksi

Pekerja kedokteran yang mengikuti kewaspadaan universal, seperti mengenakan sarung tangan lateks ketika menyuntik dan selalu mencuci tangan, dapat membantu mencegah infeksi HIV.

C.  Penularan Dari Ibu ke Anak

Penelitian menunjukkan bahwa obat antiretrovirus, bedah caesar, dan pemberian makanan formula mengurangi peluang penularan HIV dari ibu ke anak (mother-to-child transmission, MTCT). Jika pemberian makanan pengganti dapat diterima, dapat dikerjakan dengan mudah, terjangkau, berkelanjutan, dan aman, ibu yang terinfeksi HIV disarankan tidak menyusui anak mereka.

B.  Penanganan

A.  Terapi antivirus

B.  Penanganan eksperimental dan saran

C.  Pengobatan alternatif

Tesis Psikologi Pendidikan Islam

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
       Kehidupan sosial budaya suatu masyarakat merupakan sistem terbuka yang di dalamnya selalu terjadi interaksi dengan sistem – sistem yang lainnya. Kondisi seperti ini mendorong terjadinya pertumbuhan, pergeseran, dan perubahan nilai dalam masyarakat yang kemudian akan turut mewarnai pola pikir dan perilaku setiap individu.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa karakter suatu masyarakat merupakan cerminan dari masing-masing individunya, termasuk didalamnya adalah para remaja, sebagai generasi penerus. Jika karakter yang diwarisinya positif, tentu tidak akan menjadi suatu masalah, namun jika yang terjadi itu sebaliknya, bahwa suatu masyarakat mewarisi karakter negatif kepada generasi selanjutnya, maka hal tersebut akan menjadi masalah yang serius karena hal tersebut turut mempengaruhi maju mundurnya suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari bangsa secara luas.
Hal tersebut terjadi pada sebagian masyarakat di kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka. Masih terdapat komunitas masyarakat yang kurang memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan dan kegiatan menuntut ilmu sebagai salah satu bentuk ibadah, bahkan mayoritas intelektual muslim meyakini bahwa kegiatan belajar dan menuntut ilmu merupakan integritas ibadah yang turut mempengaruhi dan menentukan kemajuan suatu bangsa. Namun tampaknya tidak semua masyarakat Indonesia sependapat dengan hal itu.
Pemikiran atau prinsip – prinsip yang keliru tersebut tentunya merupakan warisan dari para pendahulunya, kemudian mereka mewariskan kembali kepada generasi selanjutnya. Dalam hal ini, siswa MTsN Palasah termasuk di dalamnya. Karakter mereka terbentuk dari suatu masyarakat yang kurang berpendidikan, terutama pendidikan agamanya.
Seringnya siswa membolos, tidak disiplin dalam pelaksanaan tugas yang diberikan oleh guru, rendahnya konsentrasi siswa dalam menyimak pelajaran, tidak sedikit siswa yang melakukan pelanggaran, begitupula yang berhenti sekolah di tengah jalan, serta minimnya jumlah siswa yang melanjutkan sekolah setiap tahunnya, merupakan cerminan dari mental masyarakat yang kurang berpendidikan. Hal tersebut mengindikasikan rendahnya kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) siswa MTsN Palasah, Kabupaten Majalengka. Padahal, kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) menentukan keberhasilan siswa dalam proses pendidikan untuk jangka panjang.
Sebagai guru, tentunya peneliti beserta rekan-rekan lainnya senantiasa meningkatkan kualitas diri, dan berupaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran melalui strategi, metode, maupun media pembelajaran yang lebih menarik. Berdasarkan hal tersebut, peneliti teringat pada salah satu metode yang digunakan pada Training ESQ way 165 di bawah naungan Ary Ginanjar Agustian yang pernah peneliti alami sebelumnya, yaitu berupa renungan tentang kisah teladan atau pengupasan makna kehidupan dengan tujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan daya spiritualitas yang tercermin dalam pembentukan sebuah karakter, dengan suasana yang dikondisikan sedemikian rupa, sehingga mendukung jalannya kegiatan tersebut.
Selama ini memang terdapat beberapa kritikan dari sebagian masyarakat yang mengatakan bahwa Training ESQ way 165 tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam pembentukan karakter seseorang sehingga menurut mereka tidak ada perbedaan yang signifikan pula antara individu yang telah mengikuti Training ESQ Way 165 dengan individu yang belum pernah mengikuti Training ESQ Way 165.
Argumen-argumen seperti itu tidak sepenuhnya salah, namun tentunya masih perlu diuji, dikaji, dan dibuktikan kebenarannya. Menurut peneliti, tidak ada salahnya jika renungan tersebut diterapkan dalam proses pendidikan, karena bagaimanapun, sudah saatnya para guru merubah pola pikir siswa, membetuk mental dan karakter siswa yang memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan, sehingga termotivasi menjadi lebih semangat dalam proses pembelajaran.
Sejauh ini peneliti telah mulai menerapkan kegiatan renungan pada akhir proses pembelajaran beberapa kali, namun hal tersebut belum diteliti secara focus, sehingga belum diketahui secara pasti akan dampak yang ditimbulkan. Oleh karena itu, peneliti akan mengkaji penerapan renungan dalan proses pembelajaran di MTsN Palasan. Peneliti berkeyakinan bahwa kegiatan renungan merupakan salah satu alternatif untuk menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) siswa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dikemukakan beberapa pertanyaan sebagai rumusan masalah yang perlu untuk diketahui jawabannya, yaitu :
1. Bagaimana penerapan renungan dalam proses pembelajaran?
2. Bagaimana respon siswa terhadap pelaksanaan renungan dalam proses pembelajaran?
3. Adakah perubahan yang dialami siswa dari segi emosional, yang dalam hal ini tercermin melalui sudut pandang dan perilaku sosialnya dan perubahan dari segi spiritual, yang dalam hal ini tercermin malalui perilaku keagamaannya?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Peneliti mengangkat masalah ini bertujuan untuk :
a. Mengkaji pelaksanaan renungan dalam proses pembelajaran.
b. Mengkaji respon siswa terhadap pelaksanaan renungan dalam proses pembelajaran.
c. Mengkaji perubahan yang dialami siswa dari segi emosional, yang dalam hal ini tercermin melalui sudut pandang dan perilaku sosialnya, serta perubahan dari segi spiritual, yang dalam hal ini tercermin melalui perilaku keagamaannya.

2. Kegiatan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi peningkatan efektifitas pembelajaran di MTsN Palasah. Secara teoritik dan praktis, penelitian ini dapat bermanfaat antara lain :
a. Manfaat secara teoritik
Secara teoritik penelitian ini dapat dijadikan sarana pembelajaran untuk memahami ilmu psikologi pendidikan, khususnya dalam penerapan metode pembelajaran.
b. Manfaat secara praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang efektif di Madrasah Tsanawiyah, sehingga dapat pula meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakat.
D. Kerangka Penelitian
Penerapan renungan dalam proses pembelajaran
dan dampak yang ditimbulkannya

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sekarang dan di masa yang akan datang, menuntut kita untuk mampu menerapkan model pembelajaran yang berbasis kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual (ESQ). Suatu kecerdasan yang memiliki kebenaran dalam setiap situasi, yaitu memiliki kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, kecerdasan emosi (EQ) yang matang dan dewasa dan kecerdasan spiritual (SQ) yang mantap demi pencapaian yang cerdas.1
Ketiga kemampuan tersebut membantu seseorang dalam meningkatkan kualitas diri. Mengabaikan salah satu kemampuan tersebut menyebabkan individu yang bermasalah, baik secara pribadi maupun sosial. Sedangkan selama ini sistem pendidikan kita khususnya, terlalu menekankan pentingnya nilai akademik saja. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT), jarang dijumpai pendidikan tentang kecerdasan emosi (EQ) yang mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai integritas, komitmen, ketahanan mental, kebijaksanaan, pengendalian diri, dan lain-lain. Kalaupun ada, masih dalam taraf pengetahuan saja.
Kini dengan munculnya teori kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ), peneliti berpendapat bahwa sudah seharusnya teori SQ dan EQ dapat diaplikasikan sebagai pendekatan pembelajaran. Terlebih lagi, kini duni pendidikan kita tengah menggalakan peningkatan profesionalisme guru untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Diharapkan dengan intelijensi, emosi, dan spiritual yang tinggi dan stabil pada diri guru, akan lebih sukses dalam mengelola kegiatan pembelajaran.2
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu inovasi – inovasi pembelajaran memiliki peran penting dalam menentukan kualitas pembelajaran.
Suksesnya pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah faktor strategi dan metode pembelajaran yang digunakan, kualitas penyampaian materi subjek, dan kondisi psikologis peserta didik, yang dalam hal ini guru dan siswa.
Oleh karena begitu pentingnya ketiga faktor di atas dalam hal menentukan kualitas pembelajaran, tentunya seorang guru harus memperhatikan dan mempelajari hal tersebut, sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang menarik. Namun demikian, pembelajaran yang berkualitas belum dapat dikatakan sebagai kegiatan pembelajaran yang berkualitas jika tidak ada proses pemaknaan tentang suatu materi yang disajikan.
Sebagai pendidik, dalam mewujudkan diri sebagai pendidik professional dan bermakna, tugas kemanusiaan kita adalah berusaha membelajarkan siswa untuk dapat mengembangkan segenap potensi (fitrah) yang dimilikinya, melalui pendekatan dan proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) (SQ), menyenangkan (Joyful Learning) (EQ), dan menantang atau problematic (problematical learning) (IQ), sehingga pada gilirannya, dapat dihasilkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang kaffah.3
Salah satu cara untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang berkualitas adalah pengkolaborasian dengan salah satu metode yang menurut peneliti cukup mampu mengangkat kesadaran seseorang dalam memaknai sesuatu, yaitu penerapan renungan. Kegiatan tersebut kiranya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, serta mengembangkan kecerdasan emosi dan spiritual siswa. Jika hal tersebut telah tercapai, bukan hanya dapat mensukseskan tujuan pendidikan, yaitu membentuk bangsa yang berilmu pengetahuan tinggi (IPTEK) dan memiliki kualitas iman dan takwa (IMTAK).

E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana peneliti terjun langsung sebagai instrument utama di lapangan (Field Research)
2. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif untuk menggambarkan, menjelaskan, atau menegaskan hasil penelitian yang diharapkan, yang sesuai dengan tujuan penelitian.
3. Teknik Penelitian
Untuk mendapatkan data yang tepat dan sesuai dengan permasalahan penelitian, perlu ditentukan instrument sebagai alat atau cara dalam pengumpulan data. Dengan teknik pengumpulan data melalui prosedur yang sesuai dengan ketentuan, maka akan diperoleh data yang benar.
Dalam penelitian ini, selain peneliti sendiri yang berfungsi sebagai instrument penelitian, juga dilakukan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode pengumpulan data tersebut di atas dipilih karena merupakan metode yang tepat.
4. Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus dengan empat langkah di setiap siklusnya.
Sedangkan tahapan – tahapan yang akan dilalui di dalam penelitian ini adalah kegiatan – kegiatan yang berbentuk siklus yang mengacu kepada model seperti yang dikemukakan oleh Arikunto4, yang meliputi 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, 4) refleksi.
Secara garis besar, skema penelitian dapat peneliti kemukakan sebaia berikut :
Skema Penelitian
Berdasarkan skema proses penelitian di atas, dapat dijelaskan bahwa :
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan hal – hal berikut :
1) Mengurus izin penelitian, mengadakan pertemuan awal dengan rekan guru yang turut membantu pelaksanaan penelitian ini, 2) menentukan focus observasi, pedoman dan pelaksanaan observasi, menentukan cara pelaksanaan dan pelaku refleksi, 3) menyusun dan menghimpun instrument penelitian.
Pada tahap pelaksanaan dan pengamatan, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah : 1) Peneliti melibatkan seorang observer, yaitu guru mata pelajaran Biologi lain. Tugas observer adalah mencatat segala yang diamati dan dilihatnya selama proses pembelajaran berlangsung, seperti suasana dan situasi kelas pada waktu itu.
Kegiatan refleksi atau diskusi balikan dilakukan bersama-sama antara guru dan observer setelah pelaksanaan pembelajaran usai dan setelah pengolahan data selesai dilakukan dengan mendiskusikan hasil pengamatan dan pengolahan data tersebut. Hasil yang diperoleh dari diskusi tersebut adalah berupa temuan tingkat efektifitas scenario yang telah disusun, serta aspek-aspek permasalahan yang muncul saat dilaksanakan di lapangan, yang selanjutnya dijadikan dasar bagi perencanaan pada siklus yang kedua, dan selanjutnya.
Tahapan pada siklus kedua disusun berdasarkna temuan pada siklus pertama, yang dalam pelaksanaannya telah mengalami perbaikan-perbaikan. Demikian pula langkah-langkah yang digunakan pada siklus ketiga hingga kondisi akhir.

Makalah Pendidikan Agama Islam




BAB I  PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Sebagai seorang muslim hendaknya kita mesti mempelajari sejarah nabi Muhammad SAW baik ketika beliau dalam berdakwah baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan. Oleh karena itu kami mencoba untuk mengingatkan kembali akan sejarah dan perjalanan nabi untuk selalu kita contoh dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Telah kita ketahui bersama bahwa umat islam pada saat sekarang ini lebih banyak mengenal figur-figur yang sebenarnya tidak pantas untuk di contoh dan ironisnya mereka sama sekali buta akan sejarah dan pri kehidupan rosulullah SAW.
Oleh karena itu kami mencoba untuk membuka, memaparkan tentang kehidupan nabi Muhammad SAW, dan mudah-mudahan dengan adanya makalah ini menambah rasa kecintaan kita pada nabi Muhammad SAW.
BPermasalahan
      1.   Dakwah Nabi Muhammad SAW secara sembunyi-sembunyi.
      2.   Dakwah Nabi Muhammad SAW secara terang-terangan.
C.  Tujuan
Adapun tujuan penulis menyusun makalah ini supaya pembaca lebih mengetahui tentang kehidupan nabi Muhammad SAW saat berdakwah baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan dan penyebab apa berdakwah seperti itu pada saat itu .

 

 

 

 

 

BAB II PEMBAHASAN

 

A.  Sejarah Hidup Nabi  Muhammad SAW
Nabi Muhammad saw dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal atau 20 April 571M. Sebelum beliau dilahirkan ayahnya telah wafat oleh karena itu kakeknyalah yang mengasuh beliau kemudian di susui oleh Halimatus Sa'diyah. Setelah kakeknya wafat beliau diasuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib.salah satu dari usaha Muhammad yang terpenting sebelum di utus menjadi rosul ialah berniaga ke syam membawa barang-barang Khadijah. Perniagaan ini menghasilkan laba yang banyak dan menyebabkan adanya pertalian antara Muhammad dengan Khadijah dan mereka kemudian mereka menikah. Waktu itu beliau berumur 25 tahun dan khadijah sudah janda yang berumur 40 tahun.
Menjelang usianya yang ke 40, dia sudah terlalu terbiasa memisahkan diri dari kegalauan masyarakat, berkontemplasi ke gua hira, bebarapa kilometer di utara kota mekah. Disana Muhammad mula-mula ber jam-jam kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 ramadhan tahun 611 Masehi, malaikat jibril muncul menyampaikan wahyu Allah yang pertama :
Artinya :
Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu itu maha melihat. Dia telah mengajar dengan kalam. Dia telah mengajar manusia apa yang mereka tidak ketahui ( QS 96 : 1-5 )
Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih Allah sebagai Rasul, dia belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada agama. Setelah wahyu pertama itu datang, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama sementara Nabi Muhammad SAW menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira'.
Dalam proses penantian Jibril, turun wahyu yang membawa perintah kepada Rasulullah. Wahyu itu itu berbunyi sebagai berikut : Hai orang yang brselimut bangun, dan beri ingatlah. Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkan perbuatan dosa dan janganlah engkau memberi ( dengan maksud ) memperoleh ( balasan ) yang lebih banyak dan untuk ( untuk memenuhi perintah ) Tuhanmu bersabarlah. ( Al- Muddatsir 1-7 )
Dengan turunnya perintah itu mulailah Rasulullah berdakwah. Pertama-tama, beliau melakukannya secar diam-diam di lingkungannya sendiri, keluarga, dan sahabat-sahabat beliau yang paling karib. Mereka di seru kepada pokok-pokok agama islam yang disebut dalam ayat-ayat diatas yaitu, bertauhid kepada Allah dan meninggalkan ilah dan berhala-berhala yang mereka sembah.
BDakwah Nabi Muhammad SAW secara sembunyi-sembunyi.
1.   Tiga Tahun Dakwah Secara Sembunyi-sembunyi
Sebagaimana yang sudah diketahui, Makkah merupakan sentral agama Bangsa Arab. Di sana ada peribadatan terhadap Ka’bah dan penyembahan terhadap berhala dan patung-patung yang disucikan seluruh Bangsa Arab. Cita-cita untuk memperbaiki keadaan mereka tentu bertambah sulit dan berat jika orang yang hendak mengadakan perbaikan jauh dari lingkungan mereka. Hal ini membutuhkan kemauan keras yang tidak dapat diguncang musibah dan kesulitan. Maka dalam menghadapi kondisi seperti ini, tindakan yang paling bijaksana adalah memulai dakwah dengan sembunyi-sembunyi, agar penduduk Makkah tidak kaget karena tiba-tiba menghadapi sesuatu yang menggusarkan mereka.
Sangat lumrah jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menampakkan Islam pada awal mulanya kepada orang yang paling dekat dengan beliau, anggota keluarga dan sahabat-sahabat karib beliau. Beliau menyeru mereka ini kepada Islam, juga menyeru siapapun yang dirasa memiliki kebaikan, yang sudah beliau kenal secara baik dan mereka pun mengenal beliau secara baik. Mereka yang memang diketahui mencintai kebaikan dan kebenaran, dan mereka mengenal kejujuran dan kelurusan beliau.
Maka mereka yang diseru ini langsung memenuhi seruan beliau, karena mereka sama sekali tidak menyangsikan keagungan diri beliau dan kejujuran pengabaran yang beliau sampaikan. Dalam Tarikh Islam, mereka dikenal dengan sebutan As-Sabiqunal-Awwalun (yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam). Mereka adalah : istri beliau (Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid), pembantu beliau (Zaid bin Haritsah bin Syurahbil Al-Kalby), anak paman beliau ( Ali bin Abu Thalib, yang saat itu Ali masih anak-anak dan hidup dalam asuhan beliau), dan sahabat karib beliau (Abu Bakar Ash-Shiddiq). Mereka ini masuk Islam pada hari pertama dimulainya dakwah.
Abu Bakar sangat bersemangat dalam berdakwah kepada Islam. Dia adalah seorang laki-laki yang lemah lembut, pengasih dan ramah, memiliki akhlak yang mulia dan terkenal. Kaumnya suka mendatangi Abu Bakar dan menyenanginya, karena dia dikenal sebagai orang yang memiliki pengetahuan dan sukses dalam berdagang serta baik pergaulannya dengan orang lain. Maka dia menyeru orang-orang dari kaumnya yang biasa duduk-duduk bersamanya dan yang dapat dipercayainya. Berkat seruannya, ada beberapa orang yang masuk Islam, yaitu Utsman bin Affan Al-Umawy, Az-Zubair bin Al-Awwan Al-Asady, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash Az-Zuhriyah dan Thalhah bin Ubaidillah At-Taimy. Mereka ini adalah orang-orang yang lebih dulu masuk Islam, kawanan pertama dan fajar islam.
Kawanan lain yang juga lebih dahulu masuk Islam adalah Bilal bin Rabbah Al-Habsyi, kemudian disusul kepercayaan umat ini, Abu Ubaidah Amir bin Al-Jarrah dari Bani Al-Harits bin Fihr, Abu Salamah bin Abdul-Asad, Al-Arqam bin Abil-Arqam Al-Makhzumy, Utsman bin Mazhun dan kedua saudaranya, Qudamah dan Abdullah, Ubaidah bin Al-Harits bin Al-Muththalib bin Abdi Manaf, Said bin Zaid Al-Adawy dan istrinya Fathimah binti Al-Khaththab Al-Adawiyah, saudara Umar bin Al-Khaththab, Khabbab bin Al-Aratt, Abdullah bin Masud Al-Hudzaly dan masih banyak lagi. Mereka ini juga disebut As-Sabiqunal-Awwalun, yang semuanya berasal dari kabilah Quraisy. Ibnu Hisyam menghitung jumlah mereka lebih dari empat puluh orang. Namun siapa-siapa yang selain disebutkan di atas perlu diteliti lagi.
Ibnu Ishaq berkata,Setelah itu banyak orang yang masuk Islam, baik laki-laki maupun wanita, sehingga nama Islam menyebar di seluruh Makkah dan banyak membicarakannya.
Mereka masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menemui mereka dan mengajarkan agama secara kucing-kucingan. Sebab dakwah itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan secara perorangan. Di antara wahyu yang pertama-tama turun adalah perintah shalat. Muqatil bin Sulaiman berkata, Allah mewajibkan shalat dua rakaat pada pagi hari dan dua rakaat pada petang hari pada masa awal Islam, yang didasarkan pada firman Allah ; Artinya : Dan bertasbilah seraya memuji Rabbmu pada waktu pagi dan petang.(Al-Mukminun:55).
Ibnu Hajar menuturkan, sebelum Isra Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sudah pernah shalat, begitu pula para shahabat. Tapi terdapat perbedaan pendapat, adakah shalat yang diwajibkan sebelum ada kewajiban shalat lima waktu ataukah tidak? Ada yang berpendapat, yang diwajibkan pada masa itu adalah shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya matahari.
Al-Harits bin Usamah meriwayatkan dari Jalan ibnu Luhaiah secara maushul dari Zaid bin Haritsah, bahwa pada awal-awal turunnya, Jibril mendatangi Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam dan mengajarkan wudhu kepada beliau. Seusai wudhu, beliau mengambil seciduk air lalu memercikkan ke kemaluan. Ibnu Majah juga meriwayatkan hal ini dengan makna yang serupa. Juga diriwayatkan dari Al-Barrabin Azib dan Ibnu Abbas di dalam hadits Ibnu Abbas, dan hal itu termasuk kewajiban yang pertama diturunkan.
Ibnu Hisyam menyebutkan, jika tiba waktu shalat, Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam dan para shahabat pergi ke tempat yang terpencil lalu secara sembunyi-sembunyi mengerjakan shalat, agar tidak dilihat kaumnya. Suatu kali Abu Thalib melihat Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam mengerjakan shalat bersama Ali. Maka Abu Thalib menanyakan shalat itu. Setelah mendapat penjelasan yang cukup memuaskan, Abu Thalib menyuruh beliau dan Ali agar
Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu itu telah terbentuk sekelompok orang-orang Mukmin yang senantiasa menguatkan hubungan persudaraan dan saling bahu membahu. Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu yang mengharuskan Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam menampakkan dakwah kepada kaumnya, menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang berhala-berhala sesembahan
C.  Dakwah Nabi Muhammad SAW secara terang-terangan.
Dakwah telah dimulai,Rosul telah memulai tugasnya sebagai pembawa Risalah kebenaran. 3 tahun dakwah berjalan secara personal dari mulut ke mulut yang berhasil memperoleh 160 pengikut dan di antara hukum dan tatacara ibadah yang kali pertama turun dalam fase ini adalah perintah sholat. Namun masih hanya 2 rakaat,dikerjakan sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenam di waktu maghrib. Dan para sahabat,jika telah tiba waktu sholat,mereka pergi secara berkelompok ke lereng-lereng pegunungan di sekitar mereka, dan beribadah secara rahasia,yang sengaja dilakukan agar tidak ketahuan kaum mereka.dalam masa 3 tahun dakwah secara rahasia ini,sebenarnya orang-orang quraisy telah mendengar akan adanya ajaran baru,dan jadi bahan perbincangan di kalangan mereka. Hanya saja mereka tidak perhatian dengan agama baru ini,sebab Rosul belum berhadapan dan menabrak langsung keyakinan serta berhala-berhala mereka.
Usia 43-44 tahun (11-10 S.H/607-608 M) akhirnya,setelah terbentuk satu kelompok yang kuat,dengan jiwa persaudaraan yang erat, serta usai membangun pondasi yang kokoh,turunlah wahyu yang memerintahkan untuk mempublikasikan agama islam di kalangan penduduk Mekkah, di mulai dengan mengajak klan beliau S.a.w.setelah menerima perintah itu,beliau bergegas naik ke gunung Shafa,dan berteriak memanggil seluruh kaumnya di lembah gunung itu. Berbondong-bondong penduduk Makkah berdatangan,tak satupun yang tertinggal,yang tidak bisa datangpun mengirim utusan. Lalu dengan berwibawa Rosul berkata pada mereka : "Beri tahu padaku,andai aku memberitahukan pada kalian,bahwa di balik bukit ini ada sepasukan tentara menyerbu kalian,apakah kalian mempercayai ucapanku ?!"serentak mereka menjawab: "ya,kami tak pernah sekalipun tahu kamu berbohong". seketika itu beliau berkata : "maka aku sesungguhnya,memperingatkan kalian,akan siksaan pedih yang ada di hadapan kalian (jika tetap saja memeluk keyakinan sesat itu) !" seluruhnya terdiam,dan dalam statemen ini,adalah pemberitahuan dan pengenalan akan kenabian beliau secara umum.tiba-tiba paman beliau,Abu Lahab,dengan penuh kebencian,memaki-maki, "celaka kamu selamanya,apa hanya karena ini kamu kumpulkan kami?!". Dan turunlah ayat (tabbat yadaa) yang mencela balik Abu Lahab..gema dakwah pun bergaung di seantero Makkah, dan Rosul berdakwah secara terang-terangan mengajak kaumnya,dalam setiap perkumpulan mereka,untuk memeluk islam,mengesakan Allah. Membacakan pada mereka ayat-ayat suci al-qur'an. Dan beliau beserta para sahabat,mulai beribadah di depan mata mereka,di halaman ka'bah. Tak hanya itu,tetapi juga mengkritik keras kaumnya atas penyembahan berhala,menyalahkan cara berfikir dan imajinasi mereka. saat itulah,para pembesar dan seluruh penduduk Mekkah,melawan beliau dengan segala cara,dan sepakat untuk memusuhinya. Melihat hal itu,sang paman, Abu Thalib merasa iba pada sang keponakan, dia rela pasang badan untuk melindungi dan membela sang keponakan dalam dakwahnya,meski dia masih dalam keyakinan kaumnya...
BAB III  PENUTUP




A.  Kesan
            Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa sanya nabi Muhammad saw merupakan nabi dan rasul yang diutus kepada manusia untuk memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus dengan perjuangan yang gigih. Beliau berhasil merubah kebiasaan umat manusia dari keburukan kepada jalan kebenaran untuk menyembah allah swt.
Dan bagaimana kita sebagai umat islam untuk menjadikan beliau sebagai contoh dan suri taulaadan bagi kita dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan keluarga, agama, masyarakat, dan bernegara.
B. Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar dapat lebih mengetahui tentang kehidupan nabi Muhammad SAW, proses turunnya wahyu yang pertama, dakwah-dakwahnya beliau baik secara sembunyi maupun terang-terangan agar lebih mencintai beliau sebagai seorang nabi dan rasul yang membawa risalah kebenaran yaitu dinnul islam yang menyinari kehidupan sampai akhir jaman. Selain dari pada itu, bila terdapat kesalahan kami mohon maaf karena masih dalam proses pembelajaran.




 

 

 







Makalah Pendidikan Agama Islam


KATA PENGANTAR




           Segala puji syukur Kehadirat Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini  tentang Dakwah Nabi , yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Dakwah Nabi”. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Guru Pembimbing yang telah membimbing penyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.




Majalengka, Januari 2010
                                                                                               

 Penyusun







DAFTAR ISI



BAB I  PENDAHULUAN
A.. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B.. Permasalahan ................................................................................................... 1
C.. Tujuan ............................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A.. Sejarah Hidup Nabi  Muhammad SAW........................................................... 2
B.. Dakwah Nabi Muhammad SAW secara sembunyi-sembunyi........................ 3
C.. Dakwah Nabi Muhammad SAW secara terang-terangan.............................. 5
BAB III  PENUTUP
A.. Kesan................................................................................................................. 7
B. Saran.................................................................................................................. 7

 



BAB I  PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Sebagai seorang muslim hendaknya kita mesti mempelajari sejarah nabi Muhammad SAW baik ketika beliau dalam berdakwah baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan. Oleh karena itu kami mencoba untuk mengingatkan kembali akan sejarah dan perjalanan nabi untuk selalu kita contoh dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Telah kita ketahui bersama bahwa umat islam pada saat sekarang ini lebih banyak mengenal figur-figur yang sebenarnya tidak pantas untuk di contoh dan ironisnya mereka sama sekali buta akan sejarah dan pri kehidupan rosulullah SAW.
Oleh karena itu kami mencoba untuk membuka, memaparkan tentang kehidupan nabi Muhammad SAW, dan mudah-mudahan dengan adanya makalah ini menambah rasa kecintaan kita pada nabi Muhammad SAW.
BPermasalahan
      1.   Dakwah Nabi Muhammad SAW secara sembunyi-sembunyi.
      2.   Dakwah Nabi Muhammad SAW secara terang-terangan.
C.  Tujuan
Adapun tujuan penulis menyusun makalah ini supaya pembaca lebih mengetahui tentang kehidupan nabi Muhammad SAW saat berdakwah baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan dan penyebab apa berdakwah seperti itu pada saat itu .

 

 

 

 

 

BAB II PEMBAHASAN

 

A.  Sejarah Hidup Nabi  Muhammad SAW
Nabi Muhammad saw dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal atau 20 April 571M. Sebelum beliau dilahirkan ayahnya telah wafat oleh karena itu kakeknyalah yang mengasuh beliau kemudian di susui oleh Halimatus Sa'diyah. Setelah kakeknya wafat beliau diasuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib.salah satu dari usaha Muhammad yang terpenting sebelum di utus menjadi rosul ialah berniaga ke syam membawa barang-barang Khadijah. Perniagaan ini menghasilkan laba yang banyak dan menyebabkan adanya pertalian antara Muhammad dengan Khadijah dan mereka kemudian mereka menikah. Waktu itu beliau berumur 25 tahun dan khadijah sudah janda yang berumur 40 tahun.
Menjelang usianya yang ke 40, dia sudah terlalu terbiasa memisahkan diri dari kegalauan masyarakat, berkontemplasi ke gua hira, bebarapa kilometer di utara kota mekah. Disana Muhammad mula-mula ber jam-jam kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 ramadhan tahun 611 Masehi, malaikat jibril muncul menyampaikan wahyu Allah yang pertama :
Artinya :
Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu itu maha melihat. Dia telah mengajar dengan kalam. Dia telah mengajar manusia apa yang mereka tidak ketahui ( QS 96 : 1-5 )
Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih Allah sebagai Rasul, dia belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada agama. Setelah wahyu pertama itu datang, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama sementara Nabi Muhammad SAW menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira'.
Dalam proses penantian Jibril, turun wahyu yang membawa perintah kepada Rasulullah. Wahyu itu itu berbunyi sebagai berikut : Hai orang yang brselimut bangun, dan beri ingatlah. Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkan perbuatan dosa dan janganlah engkau memberi ( dengan maksud ) memperoleh ( balasan ) yang lebih banyak dan untuk ( untuk memenuhi perintah ) Tuhanmu bersabarlah. ( Al- Muddatsir 1-7 )
Dengan turunnya perintah itu mulailah Rasulullah berdakwah. Pertama-tama, beliau melakukannya secar diam-diam di lingkungannya sendiri, keluarga, dan sahabat-sahabat beliau yang paling karib. Mereka di seru kepada pokok-pokok agama islam yang disebut dalam ayat-ayat diatas yaitu, bertauhid kepada Allah dan meninggalkan ilah dan berhala-berhala yang mereka sembah.
BDakwah Nabi Muhammad SAW secara sembunyi-sembunyi.
1.   Tiga Tahun Dakwah Secara Sembunyi-sembunyi
Sebagaimana yang sudah diketahui, Makkah merupakan sentral agama Bangsa Arab. Di sana ada peribadatan terhadap Ka’bah dan penyembahan terhadap berhala dan patung-patung yang disucikan seluruh Bangsa Arab. Cita-cita untuk memperbaiki keadaan mereka tentu bertambah sulit dan berat jika orang yang hendak mengadakan perbaikan jauh dari lingkungan mereka. Hal ini membutuhkan kemauan keras yang tidak dapat diguncang musibah dan kesulitan. Maka dalam menghadapi kondisi seperti ini, tindakan yang paling bijaksana adalah memulai dakwah dengan sembunyi-sembunyi, agar penduduk Makkah tidak kaget karena tiba-tiba menghadapi sesuatu yang menggusarkan mereka.
Sangat lumrah jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menampakkan Islam pada awal mulanya kepada orang yang paling dekat dengan beliau, anggota keluarga dan sahabat-sahabat karib beliau. Beliau menyeru mereka ini kepada Islam, juga menyeru siapapun yang dirasa memiliki kebaikan, yang sudah beliau kenal secara baik dan mereka pun mengenal beliau secara baik. Mereka yang memang diketahui mencintai kebaikan dan kebenaran, dan mereka mengenal kejujuran dan kelurusan beliau.
Maka mereka yang diseru ini langsung memenuhi seruan beliau, karena mereka sama sekali tidak menyangsikan keagungan diri beliau dan kejujuran pengabaran yang beliau sampaikan. Dalam Tarikh Islam, mereka dikenal dengan sebutan As-Sabiqunal-Awwalun (yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam). Mereka adalah : istri beliau (Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid), pembantu beliau (Zaid bin Haritsah bin Syurahbil Al-Kalby), anak paman beliau ( Ali bin Abu Thalib, yang saat itu Ali masih anak-anak dan hidup dalam asuhan beliau), dan sahabat karib beliau (Abu Bakar Ash-Shiddiq). Mereka ini masuk Islam pada hari pertama dimulainya dakwah.
Abu Bakar sangat bersemangat dalam berdakwah kepada Islam. Dia adalah seorang laki-laki yang lemah lembut, pengasih dan ramah, memiliki akhlak yang mulia dan terkenal. Kaumnya suka mendatangi Abu Bakar dan menyenanginya, karena dia dikenal sebagai orang yang memiliki pengetahuan dan sukses dalam berdagang serta baik pergaulannya dengan orang lain. Maka dia menyeru orang-orang dari kaumnya yang biasa duduk-duduk bersamanya dan yang dapat dipercayainya. Berkat seruannya, ada beberapa orang yang masuk Islam, yaitu Utsman bin Affan Al-Umawy, Az-Zubair bin Al-Awwan Al-Asady, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash Az-Zuhriyah dan Thalhah bin Ubaidillah At-Taimy. Mereka ini adalah orang-orang yang lebih dulu masuk Islam, kawanan pertama dan fajar islam.
Kawanan lain yang juga lebih dahulu masuk Islam adalah Bilal bin Rabbah Al-Habsyi, kemudian disusul kepercayaan umat ini, Abu Ubaidah Amir bin Al-Jarrah dari Bani Al-Harits bin Fihr, Abu Salamah bin Abdul-Asad, Al-Arqam bin Abil-Arqam Al-Makhzumy, Utsman bin Mazhun dan kedua saudaranya, Qudamah dan Abdullah, Ubaidah bin Al-Harits bin Al-Muththalib bin Abdi Manaf, Said bin Zaid Al-Adawy dan istrinya Fathimah binti Al-Khaththab Al-Adawiyah, saudara Umar bin Al-Khaththab, Khabbab bin Al-Aratt, Abdullah bin Masud Al-Hudzaly dan masih banyak lagi. Mereka ini juga disebut As-Sabiqunal-Awwalun, yang semuanya berasal dari kabilah Quraisy. Ibnu Hisyam menghitung jumlah mereka lebih dari empat puluh orang. Namun siapa-siapa yang selain disebutkan di atas perlu diteliti lagi.
Ibnu Ishaq berkata,Setelah itu banyak orang yang masuk Islam, baik laki-laki maupun wanita, sehingga nama Islam menyebar di seluruh Makkah dan banyak membicarakannya.
Mereka masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menemui mereka dan mengajarkan agama secara kucing-kucingan. Sebab dakwah itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan secara perorangan. Di antara wahyu yang pertama-tama turun adalah perintah shalat. Muqatil bin Sulaiman berkata, Allah mewajibkan shalat dua rakaat pada pagi hari dan dua rakaat pada petang hari pada masa awal Islam, yang didasarkan pada firman Allah ; Artinya : Dan bertasbilah seraya memuji Rabbmu pada waktu pagi dan petang.(Al-Mukminun:55).
Ibnu Hajar menuturkan, sebelum Isra Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sudah pernah shalat, begitu pula para shahabat. Tapi terdapat perbedaan pendapat, adakah shalat yang diwajibkan sebelum ada kewajiban shalat lima waktu ataukah tidak? Ada yang berpendapat, yang diwajibkan pada masa itu adalah shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya matahari.
Al-Harits bin Usamah meriwayatkan dari Jalan ibnu Luhaiah secara maushul dari Zaid bin Haritsah, bahwa pada awal-awal turunnya, Jibril mendatangi Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam dan mengajarkan wudhu kepada beliau. Seusai wudhu, beliau mengambil seciduk air lalu memercikkan ke kemaluan. Ibnu Majah juga meriwayatkan hal ini dengan makna yang serupa. Juga diriwayatkan dari Al-Barrabin Azib dan Ibnu Abbas di dalam hadits Ibnu Abbas, dan hal itu termasuk kewajiban yang pertama diturunkan.
Ibnu Hisyam menyebutkan, jika tiba waktu shalat, Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam dan para shahabat pergi ke tempat yang terpencil lalu secara sembunyi-sembunyi mengerjakan shalat, agar tidak dilihat kaumnya. Suatu kali Abu Thalib melihat Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam mengerjakan shalat bersama Ali. Maka Abu Thalib menanyakan shalat itu. Setelah mendapat penjelasan yang cukup memuaskan, Abu Thalib menyuruh beliau dan Ali agar
Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu itu telah terbentuk sekelompok orang-orang Mukmin yang senantiasa menguatkan hubungan persudaraan dan saling bahu membahu. Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu yang mengharuskan Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam menampakkan dakwah kepada kaumnya, menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang berhala-berhala sesembahan
C.  Dakwah Nabi Muhammad SAW secara terang-terangan.
Dakwah telah dimulai,Rosul telah memulai tugasnya sebagai pembawa Risalah kebenaran. 3 tahun dakwah berjalan secara personal dari mulut ke mulut yang berhasil memperoleh 160 pengikut dan di antara hukum dan tatacara ibadah yang kali pertama turun dalam fase ini adalah perintah sholat. Namun masih hanya 2 rakaat,dikerjakan sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenam di waktu maghrib. Dan para sahabat,jika telah tiba waktu sholat,mereka pergi secara berkelompok ke lereng-lereng pegunungan di sekitar mereka, dan beribadah secara rahasia,yang sengaja dilakukan agar tidak ketahuan kaum mereka.dalam masa 3 tahun dakwah secara rahasia ini,sebenarnya orang-orang quraisy telah mendengar akan adanya ajaran baru,dan jadi bahan perbincangan di kalangan mereka. Hanya saja mereka tidak perhatian dengan agama baru ini,sebab Rosul belum berhadapan dan menabrak langsung keyakinan serta berhala-berhala mereka.
Usia 43-44 tahun (11-10 S.H/607-608 M) akhirnya,setelah terbentuk satu kelompok yang kuat,dengan jiwa persaudaraan yang erat, serta usai membangun pondasi yang kokoh,turunlah wahyu yang memerintahkan untuk mempublikasikan agama islam di kalangan penduduk Mekkah, di mulai dengan mengajak klan beliau S.a.w.setelah menerima perintah itu,beliau bergegas naik ke gunung Shafa,dan berteriak memanggil seluruh kaumnya di lembah gunung itu. Berbondong-bondong penduduk Makkah berdatangan,tak satupun yang tertinggal,yang tidak bisa datangpun mengirim utusan. Lalu dengan berwibawa Rosul berkata pada mereka : "Beri tahu padaku,andai aku memberitahukan pada kalian,bahwa di balik bukit ini ada sepasukan tentara menyerbu kalian,apakah kalian mempercayai ucapanku ?!"serentak mereka menjawab: "ya,kami tak pernah sekalipun tahu kamu berbohong". seketika itu beliau berkata : "maka aku sesungguhnya,memperingatkan kalian,akan siksaan pedih yang ada di hadapan kalian (jika tetap saja memeluk keyakinan sesat itu) !" seluruhnya terdiam,dan dalam statemen ini,adalah pemberitahuan dan pengenalan akan kenabian beliau secara umum.tiba-tiba paman beliau,Abu Lahab,dengan penuh kebencian,memaki-maki, "celaka kamu selamanya,apa hanya karena ini kamu kumpulkan kami?!". Dan turunlah ayat (tabbat yadaa) yang mencela balik Abu Lahab..gema dakwah pun bergaung di seantero Makkah, dan Rosul berdakwah secara terang-terangan mengajak kaumnya,dalam setiap perkumpulan mereka,untuk memeluk islam,mengesakan Allah. Membacakan pada mereka ayat-ayat suci al-qur'an. Dan beliau beserta para sahabat,mulai beribadah di depan mata mereka,di halaman ka'bah. Tak hanya itu,tetapi juga mengkritik keras kaumnya atas penyembahan berhala,menyalahkan cara berfikir dan imajinasi mereka. saat itulah,para pembesar dan seluruh penduduk Mekkah,melawan beliau dengan segala cara,dan sepakat untuk memusuhinya. Melihat hal itu,sang paman, Abu Thalib merasa iba pada sang keponakan, dia rela pasang badan untuk melindungi dan membela sang keponakan dalam dakwahnya,meski dia masih dalam keyakinan kaumnya...
BAB III  PENUTUP




A.  Kesan
            Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa sanya nabi Muhammad saw merupakan nabi dan rasul yang diutus kepada manusia untuk memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus dengan perjuangan yang gigih. Beliau berhasil merubah kebiasaan umat manusia dari keburukan kepada jalan kebenaran untuk menyembah allah swt.
Dan bagaimana kita sebagai umat islam untuk menjadikan beliau sebagai contoh dan suri taulaadan bagi kita dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan keluarga, agama, masyarakat, dan bernegara.
B. Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar dapat lebih mengetahui tentang kehidupan nabi Muhammad SAW, proses turunnya wahyu yang pertama, dakwah-dakwahnya beliau baik secara sembunyi maupun terang-terangan agar lebih mencintai beliau sebagai seorang nabi dan rasul yang membawa risalah kebenaran yaitu dinnul islam yang menyinari kehidupan sampai akhir jaman. Selain dari pada itu, bila terdapat kesalahan kami mohon maaf karena masih dalam proses pembelajaran.